Kamis, 05 Januari 2012

Godaan-Godaan Wanita Muslim Dalam Berpakaian

Busana mini atau bahkan terbuka, sudah menjadi tren. Memang begitulah tujuan utama setan. Dalam menggoda manusia, dia memiliki berbagai cara dan strategi, termasuk memanfaatkan hawa nafsu, yang memang memiliki kecenderungan untuk mengajak kepada keburukan (ammaratun bis su’).
Setan seakan mengetahui kecenderungan nafsu kita, dia terus berusaha agar manusia keluar dari garis yang telah ditentukan Allah, termasuk melepaskan hijab atau pakaian muslimah.


Berikut adalah cara bertahap yang dilakukan setan:

1. Mengaburkan Definisi Hijab
Dalam tahap ini setan membisikkan kepada para wanita, bahwa pakaian apapun termasuk hijab (penutup) itu tidak ada kaitannya dengan agama, ia hanya sekadar pakaian atau gaya hiasan bagi para wanita. Jadi tidak ada pakaian syar’i, pakaian, dengan apa pun bentuk dan namanya tetap pakaian.

Sehingga akibatnya, ketika zaman telah berubah, atau kebudayaan manusia telah berganti, maka tidak ada masalah pakaian ikut ganti juga. Demikian pula ketika seseorang berpindah dari suatu negeri ke negeri yang lain, maka harus menyesuaikan diri dengan pakaian penduduknya, apapun yang mereka pakai. Berbeda halnya jika seorang wanita berkeyakinan, bahawa hijab adalah pakaian syar’i (identitas keislaman), dan memakainya adalah ibadah bukan sekadar gaya ( fashion ). Biarpun hidup bila saja dan di mana saja, maka hijab syar’i tetap dipertahankan.

Apabila seorang wanita masih bertahan dengan prinsip hijabnya, maka setan beralih dengan strategi yang lebih halus. Caranya?

Pertama, Membuka Bagian Tangan
Telapak tangan mungkin sudah kebiasaannya terbuka, maka setan membisikkan kepada para wanita agar ada sedikit peningkatan model yakni membuka bagian hasta (siku hingga telapak tangan). Ah, tidak apa-apa, kan masih pakai jilbab dan pakai baju panjang? Begitu bisikan setan. Dan benar si wanita akhirnya memakai pakaian model baru yang menampakkan tangannya. Dan ternyata para lelaki melihat hal itu seperti biasa saja. Karena itu setan kembali berbisik, Naahh ... enggak apa-apa kan?

Kedua, Membuka Leher dan Dada
Setelah menampakkan tangan menjadi kebiasaan, maka datanglah setan untuk membisikkan perkara baru lagi. “Kini buka tangan sudah menjadi lumrah, maka perlu ada peningkatan model pakaian yang lebih maju lagi, yakni terbuka bagian atas dada kamu.” Tapi jangan sebut sebagai pakaian terbuka, hanya sekadar sedikit untuk mendapatkan hawa, agar tidak panas. Cubalah! Orang pasti tidak akan peduli, sebab hanya sebagian kecil saja yang terbuka.

Maka dipakailah pakaian model terbaru yang terbuka bagian leher dan dadanya. Dari model yang setengah lingkaran menjadi leher bentuk huruf “V” yang tentu menjadikan lebih terlihat lagi bagian sensitif dari dadanya.

Ketiga, Berpakaian Tapi Telanjang
Setan berbisik lagi, "Pakaianmu hanya gitu-gitu saja ... Enggak cool ! Cari model atau bahan lain yang lebih bagus!" Tapi apa ya? Si wanita lalu berfikir. "Banyak model dan kain yang agak tipis, lalu bentuknya dibuat yang agak ketat biar lebih sedap dan cantik dipandang," setan memberi ide baru.

Maka tergodalah si wanita. Dicarilah model pakaian yang ketat dan kain yang tipis bahkan transparan. “Mungkin tak ada masalah, kan potongan pakaiannya masih panjang, hanya bahan dan fesyennya saja yang agak berbeda, biar nampak lebih feminin,” begitu setan meyakinkan.
Alhasil, pakaian tersebut akhirnya membudaya di kalangan wanita muslimah, makin hari makin bertambah ketat dan transparan. Maka, jadilah mereka wanita yang disebut oleh Nabi sebagai wanita kasiyat ‘ariyat (berpakaian tetapi telanjang).

Keempat, Agak di Buka Sedikit
Setelah para wanita muslimah mengenakan pakaian yang ketat, maka setan datang lagi. Dan sebagaimana biasanya dia menawarkan ide baru yang sepertinya cool dan vogue.
Dibisiki lagi wanita itu, “Pakaian seperti ini membuat susah berjalan atau duduk, soalnya sempit, apa tak sebaiknya dibelah hingga lutut atau mendekati paha? Dengan itu kamu akan lebih rileks, lebih kelihatan lincah dan energik.”
Lalu dicobalah ide baru itu. Si wanita pun membelah pakaiannya mulai dari bagian bawah hingga lutut atau mendekati paha. Dan ternyata memang membuat lebih rileks, tidak ribet, dan leluasa, terutama kalau dia ingin duduk atau naik kendaraan. “Yah…. tersingkap sedikit tak apa-apalah, yang penting enjoy,” katanya.

Inilah tahapan awal syaitan merusak kaum wanita. Hingga tahap ini, pakaian masih tetap utuh dan panjang, hanya fashion, model, corak, potongan dan bahan saja yang dibuat berbeda dengan hijab syar’i yang sebenarnya. Maka kini mulailah setan pada tahap berikutnya.

2. Terbuka Sedikit Demi Sedikit

Kini setan melangkah lagi, dengan tipu daya lain yang lebih jitu, tujuannya agar para wanita menampakkan bagian aurat tubuhnya.

Pertama, Membuka Telapak Kaki dan Tumit
Setan lagi-lagi berbisik kepada para wanita, “Baju panjang benar-benar tidak nyaman, kalau hanya dengan membelah sedikit bagiannya masih kurang leluasa, lebih bagus kalau dipotong saja hingga atas mata kaki. Ini baru agak longgar. Oh…… ada yang yang terlupa, kalau kamu pakai baju sedemikian, maka jilbab yang besar tidak sepadan lagi, sekarang kamu cari jilbab yang kecil agar lebih serasi dan sepadan, ala……. orang tetap menamakannya dengan jilbab.”

Maka para wanita yang terpengaruh dengan bisikan ini terburu-buru mencari model pakaian yang dimaksudkan. Tak ketinggalan  kaos kaki tumit tinggi, yang kalau untuk berjalan, dapat menarik perhatian orang.

Kedua, Membuka Seperempat Hingga Separuh Betis
Terbuka telapak kaki telah biasa ia lakukan, dan ternyata orang yang melihat juga tidak begitu ambil peduli. Maka setan semakin santer berbisik, “Ternyata kebanyakan manusia menyukai apa yang kamu lakukan, buktinya mereka tidak ada reaksi apa-apa, kecuali hanya beberapa orang. Kalau langkah kakimu masih kurang leluasa, maka cobalah kamu cari tren mode lain yang lebih menarik, bukankah kini banyak skirt separuh betis dijual di pasaran? Tidak usah terlalu menyolok, hanya terlihat kira-kira sepuluh centimeter saja.Nanti kalau sudah biasa, baru kamu cari model  baru yang terbuka hingga separuh betis.”

Benar-benar bisikan setan dan hawa nafsu telah menjadi penasihat peribadinya, sehingga apa yang saja yang dibisikkan setan dalam jiwanya, dia turutkan. Maka terbiasalah dia memakai pakaian yang erlihat separuh betisnya kemana saja dia pergi.

Ketiga, Terbuka Seluruh Betis
Kini di mata si wanita, zaman benar-benar telah berubah, setan telah berhasil membalikkan pandangan jernihnya. Terkadang si wanita berfikir, apakah ini tidak terlalu jauh menyimpang dari ajaran bagi para wanita di masa Nabi dulu. Namun bisikan setan dan hawa nafsu menyahut, “Ah jelas tidak, kan sekarang zaman sudah berubah, kalau zaman dulu para lelaki mengangkat pakaiannya hingga setengah betis, maka wanitanya harus menyesuaikannya dengan menjulurkannya hingga menutup telapak kaki. Tapi kini lain, sekarang banyak lelaki yang menurunkan pakaiannya hingga bawah mata kaki, maka wanitanya harus mengimbanginya dengan mengangkatnya hingga setengah betis atau kalau perlu lebih ke atas lagi, sehingga nampak seluruh betisnya.”

Tetapi apakah itu tidak menjadi fitnah bagi kaum lelaki? “Fitnah? Ah…… itu kan zaman dulu, di masa itu kaum lelaki tidak suka kalau wanita menampakkan auratnya, sehingga wanita-wanita mereka lebih banyak di rumah dan pakaian mereka sangat tertutup. Tapi sekarang sudah berbeda, kini kaum lelaki kalau melihat bagian tubuh wanita yang terbuka, malah senang dan mengatakan ooh atau wow, bukankah ini berarti sudah tidak ada lagi fitnah, karana sama-
sama suka? Lihat saja model pakaian di sana-sini, dari yang di pasar malam hingga yang berada di pusat-pusat perbenjaan mewah, semuanya memperagakan tren fashion yang dirancang khusus untuk wanita maju di zaman ini. Kalau kamu tidak mengikutinya, akan menjadi wanita yang ketinggalan zaman.”

Demikianlah, maka pakaian yang menampakkan seluruh betis akhirnya menjadi kebiasaan, apalagi banyak orang yang memakainya dan sedikit sekali orang yang mempersoalkannya. Kini tibalah saatnya setan melancarkan tahap terakhir dari tipu dayanya untuk melucuti hijab wanita.

3. Serba Mini

 
Setelah pakaian yang menampakkan betis menjadi pakaian sehari-harian dan dirasa biasa-biasa saja, maka datanglah bisikan setan yang lain. “Pakaian memerlukan variasi, jangan yang itu-itu saja, sekarang ini model mini sedang ngetren, dan agar sepadan, rambut kepala harus terbuka, sehingga benar-benar kelihatan indah.”

Maka akhirnya bawahan mini yang menampakkan bagian bawah paha dia pakai, bajunya pun bervariasi, ada yang terbuka hingga lengan tangan, terbuka bagian dada sekaligus bagian punggungnya dan berbagai model lain yang serba pendek dan mini. Koleksi pakaiannya sangat beraneka ragam, ada pakaian untuk berpesta, bersosial, pakaian kerja, pakaian resmi, pakaian malam, petang, musim panas, musim sejuk dan lain-lain, tak ketinggalan celana pendek separuh paha pun dia miliki. Begitu juga fashion dan warna rambut juga ikut bervariasi, semuanya telah dicoba.
Begitulah ... sesuatu yang sepertinya mustahil untuk dilakukan, ternyata kalau sudah dihiasi oleh setan, maka segalanya menjadi serba mungkin dan diterima oleh manusia.

Hingga suatu ketika, muncul ide untuk mandi di kolam renang terbuka atau mandi di pantai, di mana semua wanitanya sama, hanya dua bagian paling kentara saja yang tersisa untuk ditutupi, kemaluan dan buah dada. Mereka semua mengenakan pakaian yang sering disebut dengan “bikini”. Karena semuanya begitu, maka harus ikut begitu, dan na’udzubillah bisikan setan berhasil, tujuannya tercapai, “Menelanjangi Kaum Wanita.”

Selanjutnya terserah kamu wahai wanita, kalian semua sama , telanjang di hadapan lelaki lain, di tempat umum. "Aku akan lepas tangan kalau nanti kelak kalian sama-sama di neraka. Aku hanya menunjukkan jalan, engkau sendiri yang melakukan itu semua, maka tanggung sendiri semua dosamu” Dan setanpun ngacir pergi, karema setan tak ingin ambil risiko.

Demikian halus, cara yang digunakan setan, sehingga manusia terjerumus dalam dosa tanpa terasa. Maka hendaklah kita semua, terutama orang tua jika melihat gejala menyimpang pada anak-anak gadis dan para wanita kita sekecil apapun, segera secepatnya diambil tindakan. Jangan biarkan berlarut-larutan, karena kalau dibiarkan dan telah menjadi kebiasaan, maka akan menjadi sukar bagi kita untuk mengatasinya. Membiarkan mereka membuka aurat bererti merelakan mereka mendapatkan laknat Allah, kasihanilah mereka, selamatkan para wanita muslimah, jangan jerumuskan mereka ke dalam kebinasaan yang menyengsarakan, baik di dunia maupun di akhirat.

2 komentar:

  1. artikel yang sangat bermanfaat untuk mengingatkan wanita muslimah dan juga kaum pria muslim agar selalu menjaga keluarga-nya tetap dalam tuntunan agama Islam yang benar...semoga ALLAH selalu melindungi kita dari godaan syaithon... :)

    BalasHapus
  2. Semoga tdak ada yg mengikuti artikel di atas (amin)

    BalasHapus